Sabtu, 11 Agustus 2012

Proses-proses dan Fase-fase dalam Belajar Mengajar

Sampai sekarang terdapat 2 pendapat yang terus berkembang berebut pengaruh untuk diaplikasi terkait proses belajar. Proses belajar di sekolah dirancang ke dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku di sekolah SD, SMP, SMA, SMK  bermerk KTSP. Tulungagung mulai memberlakukan KTSP tahun ajaran 2007/2008. 

   Pendapat I yakin proses belajar terjadi karena ada reinforcement sebagai motivasi siswa agar terjadi perubahan tingkah laku (behaviorisme), proses belajar terjadi sesuai tingkat perkembangan biologis seseorang (maturasionisme). Behaviorisme menekankan ketrampilan atau tingkah laku sebagai tujuan pendidikan, sedangkan maturasionisme menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan usia. Kurikulum sebelum KBK atau KTSP menganut pendapat ini. Peran guru di sini aktif menyiapkan dan memberi pelajaran yang sesuai untuk memperkaya dan mempercepat perkembangan pengetahuan dan mental siswa.


      Pendapat ke II yakin proses belajar terjadi karena bentukan kita sendiri (selfcontructions). Pengetahuan yang kita dapat bukan karena meniru dan bukan pula menggambar realitas di luar diri kita tetapi dikonstruksi melalui proses membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan (konstruktivisme). Kurikulum yang diberlakukan sekarang KBK maupun KTSP menganut pendapat ini.

     Siswa dibimbing dan dilatih serta diberi kesempatan melakukan adaptasi kognitif. Sama halnya dengan setiap organisme tubuh harus beradaptasi secara fisik dengan lingkungan untuk dapat bertahan hidup, demikian juga struktur pemikiran siswa. Siswa dan kita semua berhadapan dengan tantangan, pengalaman, gejala baru, dan persoalan baru yang harus ditanggapi dan diselesaikan serta dipecahkan secaca kognitif (mental). Untuk itu, siswa dibimbing dan dilatih mengembangkan skema pikiran lebih umum menuju ke lebih rinci, atau perlu perubahan radikal untuk menjawab tantangan hidup dan menginterpretasikan pengalaman-pengalamannya.
1..Fase-Fase Belajar dan Proses-proses yang Terjadi

Secara Spikologis, pada umumnya ada 8 fase dalam belajar, dan pada masing-masing fase itu terjadi proses-proses.

a.  Fase Motivasi
·         Timbulnya motivasi (dorongan belajar) dalam diri mahasiswa.
·         Dua jenis motivasi :
                        (1). Motivasi Intrinsik
Dorongan yang timbul dalam diri   mahasiswa, karena stimulus (rangsangan) dari dalam dirinya sendiri. Stimulus itu antara lain minat, bakat, cita-cita, kepuasan melakukan sesuatu dengan berhasil.
                        (2). Motivasi Ekstrinsik
Dorongan yang timbuk dalam diri mahasiswa, karena  stimulus dari luar, seperti penghargaan atas kinerja, pujian, atau upah yang diberikan pihak lain.
·         Kedua motivasi itu sangat penting dalam belajar, tetapi motivasi
intrinsik yang paling penting (prinsip 1.3 dan 1.8 Perkuliahan Bermutu I). Apabila motivasi sudah timbul dalam diri mahasiswa, proses keinginan (untuk belajar) sudah terjadi.
·         Konsep “Pemenuhan Kebutuhan Pelanggan” adalah
      berdasarkan  teori motivasi.

b. Fase Pemerhatian
·           Pemerhatian:
Pemerhatian (pemberian) p-erhatian pada materi perkuliahan yang sedang (akan segera) disajikan. Ini timbul dengan baik setelah ada motivasi.
·           Ada tiga proses yang terjadi :
(1). Proses memperhatikan
(2). Proses menanggapi (memasukkan kedalam persepsi)
(3). Proses memahami.
·           Kuat-lemahnya proses-proses itu banyak bergantung pada cara
        penyajian materi kuliah, situasi belajar pengajar, dan motivasi dimaksud diatas

c. Fase Pemerolehan
·           Pemerolehan :
Proses memahami (memeroleh) arti materi kuliah, dan memasukkannya kedalam ingatan jangka pendek (short-term memory), dan dari sana akan disimpan dalam ingatan jangka panjang(long-term memory). Proses ini disebut juga pelambangan (encoding).
·            Dosen berperan penting dalam membuat kuat-lemahnya proses ini.

d. Fase Penyimpanan
·           Apa yang sudah dipahami dan dimasukkan kedalam ingatan
jangka pendek dimasukkan dalam ingatan jangka panjang kemudian, dan disimpan disana dalam jangka waktu yang lama.
·           Apa sesungguhnya yang terjadi dalam ingatan  jangka panjang tidak diketahui dengan jelas.
Yang pasti ialah bahwa kapasitas ingatan ini sangat besar.

e. Fase Pengingatan
·           Pengingatan :
Proses mengingat kembali apa yang telah dipelajari (disimpan dalam ingatan jangka panjang)
·           Pengingatan terjadi apabila ada tuntutan dari luar, misalnya, pertanyaan atau masalah yang dihadapi.
·           Dosen berperan penting dalam meningkatkan kemampuan (Kecepatan dan ketepatan) mahasiswa dalam pengingatan. Proses yang terjadi dalam pengingatan disebut juga pelepasan lambang (decoding).

f. Fase Generalisasi
·           Generalisasi :
Proses mengingat dan mempergunakan apa yang telah dipelajari. Dari segi bahasa, pada fase ini mahasiswa dapat menyatakan apa yang telah dipelajarinya dengan kata – kata (bahasa) sendiri secara baik . Fase inilah sesungguhnya tujuan akhir belajar. Kemampuan Generalisasi adalah indikator mutu pemahaman mahasiswa tentang materi kuliah. Pada fase ini juga berkembang daya kritis dan berpikir mandiri.
·           Fase ini disebut juga transfer (pengetahuan sudah menjadi milik mahasiswa).

g. Fase Kinerja
·           Ini adalah proses dimana mahasiswa membuktikan pemahamannya tentang materi kuliah melalui perbuatan (kinerja), seperti jawabnya atas pertanyaan dalam ujian, atau sikapnya dalam menghadapi masalah.

h. Fase Umpan Balik
·           Fase ini sesungguhnya sejalan dengan fase kinerja, karena dari kinerja diperoleh juga umpan balik.
·           Dalam fase ini mahasiswa mengetahui tingkat pemahamanya tentang materi kuliah dari kinerjanya sendiri, dalam arti hasil yang diperoleh dari kinerja kerja itu, seperti nilai ujian, respon yang diberikan dosen, dll.
·           Umpan balik berguna untuk peningkatan (perbaikan) mutu. Dari umpan balik dapat diketahui apa yang harus diperbaiki.
    
Urutan fase – fase diatas adalah yang umum (standar). Tetapi dapat juga terjadi bahwa urutan itu tidak diikuti, misalnya langsung ke fase pemerhatian atau pemerolehan. Perubahan ini dapat terjadi terutama karena situasi belajar mengajar yang dihadapi, termasuk cara – cara penyajian materi kuliah oleh dosen. Tetapi bagaimanapun, fase – fase tersebut perlu diperhatikan.
2. Fase – Fase dan Proses – Proses Dalam Mengajar.

Fase – fase dan proses – proses dalam mengajar disebut juga fase – fase dan proses – proses instruksional.
    
a. Fase Menimbulkan Motivasi
·           Langkah pertama dalam penyajian materi kuliah ialah memotivasi mahasiswa, antara lain dengan menjelaskan manfaat dan tujuan mata kuliah bagi mahasiswa,  menciptakan situasi M – M dikelas, dan mungkin juga dengan lelucon (Joke) berkenaan dengan mata kuliah bersangkutan.

b. Fase Mengarahkan Perhatian
·           Setelah adalah motivasi dalam diri mahasiswa, dosen dapat mulai mengarahkan perhatian mereka pada meteri kuliah, dengan menyajikannya secara jelas dan sistemati sehingga mudah diikuti dan dipahami.

c. Fase Membentuk Pemerolehan
·           Fase ini sesungguhnya sejalan dengan fase pemerhatian. Dalam proses ini dosen mempergunakan teknik – teknik penyajian yang efektif agar pemahaman mahasiswa mantap dan cepat masuk kedalam ingatan jangka pendeknya. Teknik yang efektif antara lain menggaris bawahi konsep – konsep penting atau menekankannya dengan suara atau kata – kata khusus, dengan mempergunakan alat peraga (gambar, dll) jika bendanya sendiri tak dapat ditujukan, atau dengan diagram, dan diskusi tim serta tanya jawab.

d. Fase Membentuk Penyimpanan
·           Pada fase ini dosen membantu mahasiswa memperoleh dan mempercepat proses penyimpanan pemahaman materi kuliah ke dalam ingatan jangka panjang. Teknik yang efektif antara lain ialah membuat rangkuman atau kesimpulan untuk dihapalkan mahasiswa, memberikan latihan (PR), dan juga diskusi tim. Berbagai  alat  bantu  ingatan  juga  perlu  dipergunakan  seperti  “ jembatan keledai” (singkatan khusus) dan kartu istilah (kartu dimana dituliskan istilah penting).

e. Fase Memperkuat Pengingatan
·           Mahasiswa harus dibuat mampu mengingat apa yang telah dipelajarinya setepat mungkin. Dosen perlu  mempergunakan teknik – teknik efektif untuk memperkuat pengingatan, antara lain kejelasan pengajian, pertanyaan yang tepat, latihan – latihan yang sistematis, pengulangan pelajaran, dan diskusi tim

f. Fase Memperkuat Generalisasi
·           Fase ini sangat penting, karena inilah indikator mutuperkuliahan dan mutu kemampuan mahasiswa . Teknik – teknik efektif harus dipergunakan oleh dosen dalam perkuliahan, seperti tes esei, menulis makalah, menguraikan sesuatu pertanyaan secara lisan.  Dan teknik yang paling efektif dan baik ialah diskusi. Itulah maka pengaktifan diskusi tim mahasiswa sangat penting karena kegiatan ini adalah latihan yang sangat baik dalam peningkatan kemampuan generalisasi melalui pembicaraan dan mendengarkan pembicaraan. Latihan membuat ringkasan atau kesimpulan bacaan juga teknik yang baik.

g. Fase Memantapkan Kinerja
·           Mahasiswa harus mampu mempergunakan pengetahuan untuk mengatasi masalah atau tantangan kehidupan. Dosen perlu berusaha menanamkan kemampuan ini. Teknik yang efektif untuk ini antara lain PR, tanya jawab dikelas, diskusi tim, berbagai tes, dan penulisan makalah. Dosen harus memeriksanya dan memberikan nilai sebagai penghargaan
                 
                  h. Fase Memantapkan Umpan Balik
·           Mahasiswa harus mampu meningkatkan mutu pengetahuan secara mandiri dengan memperbaiki kesalahan – kesalahan yang dilakukannya. Dosen juga harus membantu meningkatkan kemampuan ini, anatara lain dengan cara memeriksa PR dan ujian mahasiswa serta membicarakanya dikelas sehingga mahasiswa tahu mana yang benar dan mana yang salah. Hasil pemeriksaan itu adalah umpan balik. Diskusi tim mahasiswa  juga adalah tehnik yang sangat efektif untuk memperoleh umpan balik. Berbagai kelemahan disadari dan diperbaiki oleh mahasiswa melalui diskusi tim.
    
Kesimpulan
Sampai sekarang terdapat 2 pendapat yang terus berkembang berebut pengaruh untuk diaplikasi terkait proses belajar. Proses belajar di sekolah dirancang ke dalam kurikulum. Kurikulum yang berlaku di sekolah SD, SMP, SMA, SMK  bermerk KTSP. Tulungagung mulai memberlakukan KTSP tahun ajaran 2007/2008.
Secara Spikologis, pada umumnya ada 8 fase dalam belajar, dan pada masing-masing fase itu terjadi proses-proses, di antaranya yaitu :

Fase Motivasi
Fase Pemerhatian
Fase Pemerolehan
Fase Penyimpanan
Fase Pengingatan
Fase Generalisasi
Fase Kinerja, dan
Fase Umpan Balik

Sedangkan fase-fase dalam proses mengajar di antaranya adalah :

Fase Menimbulkan Motivasi
Fase Mengarahkan Perhatian
Fase Membentuk Pemerolehan
Fase Membentuk Penyimpanan
Fase Memperkuat Pengingatan
Fase Memperkuat Generalisasi
Fase Memantapkan Kinerja, dan
. Fase Memantapkan Umpan Balik

Daftar Pustaka

Muslih Usa, 1991, Pendidikan Islam di Indonesia, Antara Cita dan Fakta [Suatu Pengantar], Tiara Wacana, Yogyakarta.
Suyata, 1992, Penataan Kembali Pendidikan Islam pada Era Kemajuan Ilmu dan Teknologi, UNISIA No. 12 Th. XIII, UII, Yogyakarta.
Soeroyo, 1991, Berbagai Persoalan Pendidikan, Pendidikan Nasional dan Pendidikan Islam di Indonesia, Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Problem dan Prospeknya, Volume I, Fak. Tarbiyah IAIN Suka, Yogyakarta.
H.A.R. Tilaar, 1991, Sistem Pendidikan Nasional yang Kondusif Bagi Pembangunan Masyarakat Industri Modern Berdasarkan Pancasila, Makalah Utama Kongres Ilmu Pengetahuan Nasional V.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar